Jakarta – Di balik aroma kopi yang harum dan rasa yang kaya, tersimpan cerita tentang bagaimana kopi Indonesia kini kian mendunia. Dari dataran tinggi Gayo hingga lereng Kintamani, biji-biji terbaik Nusantara mulai mendominasi pasar ekspor dengan kualitas yang diakui dunia. Tak hanya unggul dalam rasa, kopi Indonesia juga mulai menunjukkan kekuatan dalam hal sertifikasi, branding, dan keberlanjutan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kopi Indonesia pada semester pertama 2025 menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 18,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Negara tujuan utama mencakup Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Timur Tengah. Kunci dari peningkatan ini terletak pada mutu biji kopi, penerapan sistem traceability, serta sertifikasi global seperti Rainforest Alliance, USDA Organic, dan Fair Trade.
Brand lokal seperti Tanamera Coffee dan Kopi Tuku berhasil menembus pasar mancanegara dengan strategi yang tepat. “Kami konsisten menjaga kualitas pascapanen, sekaligus membangun cerita kopi dari petani langsung ke konsumen global,” ujar Andhika Wirawan, eksportir kopi asal Jawa Barat. Menurutnya, narasi dan transparansi menjadi nilai jual yang kini dihargai tinggi di pasar specialty coffee internasional.
Namun, jalan menuju pasar global tidak sepenuhnya mulus. Tantangan seperti keterbatasan infrastruktur pascapanen, fluktuasi harga internasional, dan ketatnya persaingan dari negara produsen lain seperti Ethiopia dan Kolombia tetap menjadi perhatian. Di sisi lain, potensi geografis dan kekayaan varietas kopi Indonesia memberikan peluang besar untuk terus berkembang di industri global yang kini semakin selektif dan sadar lingkungan.
Dengan dukungan dari pemerintah, koperasi petani, serta pelaku industri kopi nasional, kopi Indonesia kini tidak hanya diekspor sebagai komoditas mentah, tetapi juga sebagai produk bernilai tambah tinggi. Dari biji ke cangkir, kopi Nusantara membawa pesan kuat: bahwa identitas rasa Indonesia layak bersaing di panggung dunia.