Roast and Roots tidak lahir dari rencana bisnis yang rapi. Ia lahir dari tanah, dari keresahan, dan dari tekad dua sahabat asal Bali: Nyoman Wirayudi Sanjaya (Yudhi) dan Made Sonna Adnyana (Sonna). Keduanya tumbuh di tengah keluarga petani kopi, menyaksikan bagaimana hasil panen terbaik dari kebun-kebun Bali—Arabica Kintamani, Robusta Pupuan, hingga varietas Arabusta—dijual murah, diekspor mentah, lalu kembali ke negeri ini dalam bentuk kemasan berharga tinggi.
Mereka bertanya: mengapa yang punya tanah tak ikut menikmati nilainya?
Pertanyaan itulah yang menyulut api dalam jiwa mereka.
Pada tahun 2020, di tengah ketidakpastian global dan krisis pasar, Yudhi dan Sonna memutuskan untuk berhenti menjadi penonton. Mereka memulai dari hal kecil: membeli langsung biji kopi dari petani yang mereka kenal sejak kecil. Mereka belajar menyangrai, mengemas, dan menjual sendiri hasil panen yang dulu biasa dijual ke tengkulak. Semua dilakukan secara otodidak—belajar dari kesalahan, membangun dari nol.
Nama Roast and Roots dipilih bukan sekadar simbol, melainkan prinsip. Roast mencerminkan proses yang presisi, disiplin, dan penuh dedikasi dalam menciptakan cita rasa. Roots adalah pengingat bahwa siapa pun mereka nantinya, akar tak boleh dilupakan—akar keluarga, akar budaya, akar tanah Bali.
Dengan semangat hilirisasi, mereka merancang rantai pasok sendiri: biji kopi diproses di rumah sangrai kecil di kaki Gunung Batur, lalu dikemas secara eksklusif dan disalurkan ke pasar lokal dan luar negeri. Mereka juga membentuk komunitas kecil di desa, melibatkan pemuda dalam pengolahan, pelatihan digital, dan desain—sebuah sistem agro-sosial yang tumbuh bersama.
Kopi mereka bukan sekadar minuman. Ia adalah cerita.
Arabica Kintamani yang cerah dan beraroma citrus.
Robusta Pupuan yang pekat dan berbadan kuat.
Arabusta Craft Blend yang unik, menyatukan karakter dua dunia—simbol dari keberanian menciptakan hal baru dari akar yang kuat.
Kini, Roast and Roots dikenal sebagai wajah baru kopi Bali—kopi yang tak hanya enak, tapi punya identitas, punya sikap. Produk mereka telah hadir di hotel butik Ubud, kafe independen Jakarta, hingga festival kopi di luar negeri. Namun bagi Yudhi dan Sonna, kesuksesan sejati bukanlah soal penjualan, melainkan saat petani mulai merasa dihargai, dan ketika kopi lokal kembali menjadi kebanggaan.
Roast and Roots adalah tentang keberanian untuk berdiri di tengah arus besar industri, sambil tetap memegang teguh tanah tempat berpijak. Dari Bali, dari akar, dan dari rasa. Karena bagi mereka, kopi terbaik bukan yang paling mahal—tapi yang paling jujur.
Pondaso Dan Mimpi.
Dua sahabat asal Bali, Nyoman Wirayudi Sanjaya (Yudhi) dan Made Sonna Adnyana (Sonna), mendirikan Roast & Roots dari keresahan terhadap minimnya nilai tambah kopi lokal. Mereka memulai dari nol: mengeksplorasi cita rasa Arabica Kintamani, Robusta Pupuan, dan mulai merancang craft blend Arabusta.
Produksi Mandiri & Edukasi Petani.
Roast & Roots memutuskan untuk memanggang sendiri biji kopi. Di tahun ini pula mereka mulai membina petani kopi untuk praktik pertanian berkelanjutan, sambil membangun relasi langsung tanpa perantara.
Peluncuran Produk Pertama.
Varian pertama “Signature Craft Blend” resmi dirilis, disambut hangat oleh komunitas kopi dan pencinta produk lokal. Distribusi dimulai dari kafe-kafe independen di Bali dan sekitarnya.
Go Online & Digital Branding.
Roast & Roots membangun website resmi dan aktif di media sosial untuk memperluas pasar. Fokus pada storytelling visual tentang perjalanan biji kopi dari kebun ke cangkir.
Kolaborasi & Ekspansi Pulau Jawa.
Menjalin kolaborasi dengan roastery dan toko ritel kopi di Yogyakarta dan Bandung. Mulai hadir di festival kopi nasional. Distribusi semakin luas.
Inovasi Produk: Cold Brew & Kopi Siap Minum.
Meluncurkan lini minuman siap konsumsi (ready-to-drink), termasuk Cold Brew dan Nitro Coffee dengan bahan dasar Arabusta khas Roast & Roots.
Pusat Edukasi & Pelatihan.
Membangun mini Coffee Lab dan Training Center di Bali untuk mengedukasi barista muda, petani muda, serta masyarakat umum tentang kopi dan hilirisasi.
Ekspor Perdana ke Asia Tenggara.
Roast & Roots mulai mengekspor ke Singapura, Malaysia, dan Jepang. Fokus pada pasar niche yang menghargai transparansi rantai pasok dan keberlanjutan.
Sertifikasi & Pengakuan Global.
Mendapatkan sertifikasi keberlanjutan dan fair trade. Diundang sebagai brand kopi lokal wakil Indonesia dalam forum agribisnis ASEAN.
Diversifikasi Produk & Hospitality.
Mulai merambah bisnis hospitality: membuka coffee bar berkonsep slow brew & cultural space di Bali yang menyatu dengan seni dan komunitas.
Roast & Roots Global, Tetap Berakar.
Visi besar mulai terwujud: Roast & Roots dikenal sebagai pelopor hilirisasi kopi lokal, dengan produk hadir di berbagai negara namun tetap berakar pada budaya dan tanah Bali.
Menjadi pelaku utama dalam industri kopi premium nasional dan global, yang mengedepankan keberlanjutan, keadilan, dan kebanggaan akan cita rasa kopi lokal Indonesia.
Roast & Roots hadir untuk mengolah kopi lokal menjadi produk bernilai tinggi melalui pendekatan craft roasting yang mengedepankan rasa dan cerita. Kami membangun rantai pasok yang adil bersama petani, memperluas pasar secara strategis, serta menghadirkan edukasi dan pengalaman kopi yang lebih bermakna. Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, kami ingin menjadikan kopi sebagai jembatan antara akar budaya dan masa depan yang berdaya.